Jika
jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu/masalah menghantam, kita
akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam.
Jika
kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah
tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan
orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan
hubungan kita.
Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja.
“Mental baja” adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur
di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.
Mengapa
demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa “masalah
adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik”.
Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu.
Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.
Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!
Jika
kita adalah “baja”, kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita
sebagai sahabat yang akan membentuk kita. Sebaliknya jika kita “kaca”
maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan
kita.